Pages
Pemberitahuan
Per 2011, saya juga aktif menulis di JurnalAkuntansiKeuangan.com yang di launch baru-baru ini, meskipun tak cukup sering.
Jun 30, 2008
Lean Accounting & Lean Manufacturing

Jun 10, 2008
ANALISA KWALITAS PENJUALAN
Saat penutupan buku, sering bagian penjualan menanyakan ke accounting: “berapa penjualan kita bulan ini?” Obviously mereka ingin tahu berapa besarnya penjualan, dan string (maksud lain) di balik pertanyaan ini bisa bermacam-macam:
[1]. Berapa komisi saya bulan ini (mungkin ini paling penting)
[2]. Berapa incentive saya bulan ini (jika menerima gaji+incentive)
Untuk pertanyaan ini, tentu jawabannya sangat mudah, bukan? Sekali lagi, obviously yang ditanyakan adalah berapa total penjualan bulan ini. Dan jawabannya, anda tinggal melihat buku besar penjualan, atau melihat rekening penjualan (sales) di income statement.
Misalnya:
Penjualan = Rp 100,000,000
Comission = 5% x 100,000,000 = 5,000,000
Lalu dengan cepat anda memberikan jawaban :
”Penjualan total = Rp 100,000,000 dan komisi anda Rp 5,000,000 (potong pajak)”
Jika angka komisinya lumayan besar, tentu si penanya akan tersenyum puas, tetapi jika angka komisinya relatif kecil, mungkin si penanya akan bertanya lebih jauh lagi: ”koq kecil ya?, memangnya bagaimana hitung-hitungannya?, boleh tidak saya dapat printout penjualan?” dan lain sebagainya. Penghitungan komisi yang begitu sederhana menjadi sangat rumit baginya, hingga perlu menanyakan ”bagaimana hitung-hitungannya?” :-)
Tentunya situasi tersebut sudah biasa kita hadapi di accounting.
Sales Quality Analysis
Ilustrasi di atas, adalah schema sederhana, dan yang bertanya adalah sales.
Bagaimana jika yang bertanya adalah Pak Direktur Utama?
”Ehem..ehem! (berusaha mengatur tekanan suara supaya mirip direktur) ”Bagimana penjualan kita bulan ini?”.
Pertanyaan pak dirut ini hampir sama dengan pertanyaan dari bagian sales, nyaris sama. Tetapi jika anda jeli, pertanyaan ini susungguhnya sangat berbeda.
Apakah anda akan memberikan jawaban yang sama (total penjualan + komisi)? Atau total penjualan saja?
Jika posisi anda masih clerk atau maksimal bookkeeper, mungkin jawaban sederhana (total penjualan lawan komisi saja) bisa dimaklumi. Tetapi jika posisi anda lebih tinggi dari itu dan anda memberikan jawaban yang sama, percayalah mungkin sampai dua tahun lagi, career anda akan tetap di posisi yang sekarang.
Lalu jawaban apa sebenarnya yang diharapkan oleh seorang direktur utama, tentang sales?.
Pertanyaannya lumayan jelas ”Bagaimana penjulan kita bulan ini?”, diawali dengan kata bagaimana (how?) bukan ”berapa”. So jawabannya jelas bukan total penjualan, melainkan ”good/okay/worst”.
Itu saja? tentu tidak, seharusnya diikuti dengan alasan mengapa good, mengapa okay, mengapa worst. Atau lebih tepatnya lagi: how good it is or how worst it is.
Tidak hanya sekedar total penjualan yang ingin diketahui, tetapi yang jauh lebih penting dari sekedar angka (saldo) pada rekening, yaitu : Sales Quality (kwalitas penjualan).
Bagaimana mengukur suatu penjualan apakah itu bagus atau tidak?
Jawabannya adalah : Quality Of Sales Ratio (QOSR).
Bagaimana menghitungnya? it's somewhat simple:
Total Sales periode 01 s/d 30 June 2008 = Rp 100,000,000
Tetapi cash yangbaru diterima baru Rp 40,000,000
Mengapa cash diterima (Cash Received) yang menjadi ukuran?
Ukuran quality dari revenue (yang dalam hal ini adalah sales) selalu ”Liquidity Level” atau “Tingkat Likwiditas”. Yang artinya, seberapa besar sales tersebut bisa direalisasikan menjadi cash. Sekaligus mengetahui seberapa besar potensi resikonya.
Apa resiko dari suatu sales? Ketertagihannya!. Good Debt atau Bad Debt.
Seberapa besar cash yang diterima dibandingkan dengan total sales, itulah liquidity levelnya. Meskipun memang dalam Balance Sheet, piutang (Account Receivable) itu tergolong Current Asset yang lumayan liquid tetapi belum cukup liquid dibandingkan dengan cash.
Perlu disadari bahwa sangat mungkin dari sekian total sales yang masih nyangkut di rekening Account Receivable (dari contoh di atas Rp 60,000,000 masih berstatus AR) tidak bisa ditagih, atau tertagih tetapi jangka waktu realisasinya sangat lama hingga melewati production turnover. Atau tertagih tetapi tidak semuanya.
Catatan: Khusus mengenai analisa piutang kita akan bahas di topic lain.
Okay, mungkin diantara anda ada yang ingin bertanya: “so what is the good percentage?, berapa prosentase QOSR yang bagus?”, jawabannya tergantung:
[-]. Berapa lamanya production turnover
[-]. Berapa Besarnya Net Earning pada periode yang sama.
Lain kali kita akan bahas analisa terintegrasi mengenai Income Quality dan Sales quality. Untuk saat ini cukup itu dahulu.
Advancement Sign!
Mau mendapat better point lagi di mata pak dirut? Mau cepat naik gaji/career? :P just kidding. Maksud saya: "mau memberikan jawaban yang lebih berkwalitas lagi kepada pak dirut?".
Okay, tambahkan jawaban tadi dengan “Trend analysis”.
Caranya?
Caranya, mudah:
(QOSR Jan+Feb+March+April+May)/5 dibandingkan dengan QOSR bulan june 2008. Naik atau turun? Jika naik berapa persen kenaikannya?, jika turun berapa persen penurunanya?.
Saya rasa saya tidak perlu jelaskan bagaimana mencari prosentase kenaikan atau penurunan tersebut, bukan?.

May 28, 2008
Accounting, Corporate Finance & Shareholder
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai semua itu, saya akan bicarakan sejak awal sekali.....
Pemilik usaha (read:shareholders) menunjuk seorang director (terkadang beberapa director) untuk mengelola usahanya. Direktur lah yang kemudian mengangkat manager untuk membantunya me-manage usaha yang dikelolanya. Mulai dari membuat perencanaan opersional, pemasaran, sumber daya manusia, accounting dan keuangan, dan meng-execute rencana yang telah dibuat, hingga mengevaluasinya.
Shareholder berkuasa penuh untuk memilih (menentukan) director, menunjuk auditor independent dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dan berhak atas laporan tahunan yang berisi kinerja keuangan perusahaan, yang kita kenal dengan Laporan Keuangan.
Okay, terkait dengan accounting & financial market ada 2 macam, yaitu:
[1]. Capital Market
[2]. Product/Services Market
Selanjutnya kita bahas, satu persatu apa itu capital market dan apa itu product/services market. Di akhir pembahasan nanti kita akan memperoleh gambaran hubungan antara capital market dan product market, terkait dengan masalah keuangan.
Capital Market
Capital Market (Pasar Modal) adalah pasar dimana para investor (shareholders) memperjual-belikan saham yang kemudian kita kenal dengan “Stock Exchange (Bursa Saham)”. Di Indonesia so far baru ada 2, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Perusahaan biasanya memperoleh dana (baik initial maupun tambahan) dari shareholders memalui penerbitan saham (equity), terkadang juga dari institusi keuangan yaitu berupa pinjaman (debt). Atas dana yang diperoleh tentu menimbulkan cost. Cost yang timbul akibat penggunaan dana dalam menjalankan usaha (business) ini lah yang disebut dengan Cost of Capital (Beban atas Modal).
Cost of Capital terdiri dari:
[-]. Cost Of Equity, berupa: Dividen dan Capital Growth, yaitu bagian keuntungan yang dibayarkan (read:dikembalikan) kepada shareholders.
[-]. Cost Of Debt, berupa: interest (bunga), yaitu jumlah tertentu (read:price) yang dikenakan oleh pemberi pinjaman (institusi keuangan/financier).
Product Market
Setelah memperoleh dana untuk beroperasi, tentunya perusahaan akan menginvestasikan (read:memutar) dana tersebut pada raw material, sumber daya manusia serta technology guna dapat melakukan jual beli atau serah-terima barang maupun jasa. Inilah yang disebut dengan product market.
Critical Question: So apa hubungan antara Capital Market dengan Product Market?
Apa yang dimaksudkan dengan ketidak-sempurnaan product market? yaitu kesenjangan antara supply dan demand pada berbagai sources (raw material, sumber daya manusia, technology and all its circumatnces). Dari sanalah nantinya diharapkan diperoleh selisih, (selisih surplus tentunya) yang kemudian dikenal dengan LABA (profit), yang pada laporan keuangan nantinya akan terakumulasi pada retained earning, lalu dibagikan (read:dikembalikan) kepada shareholder dalam bentuk dividen.
Jika saya gambarkan dengan bagan, hubungan antara capital market dengan product market adalah seperti dibawah ini:
Semua shareholder tentu mengharapkan gain yang tertinggi secara consistent dan continuously baik itu dari equity (berupa dividen) maupun dari peningkatan harga sahamnya di pasar modal dari waktu ke waktu.
Jika perusahaan (dimana dana di invetasikan) berhasil mewujudkan objective (goal) yang ditetapkan oleh shareholder, maka shareholder akan memperoleh gain tertinggi melalui perolehan dividen. Keberhasilan shareholder memperoleh dividen yang tinggi serta kenaikan nilai saham (harga saham) dari waktu ke waktu itulah Pengelolaan hubungan antara perusahaan dengan Capital Market inilah dikenal dengan FINANCIAL MANAGEMENT atau CORPORATE FINANCE. Dan sejak tahun 1990-an accounting roles mengambil peranan yang semakin dominant di dalam menyediakan tools-tools bagi para manager untuk mengambil keputusan-keputusan guna mengahasilkan profit (return) yang tinggi, serta tools dan informasi keuangan yang akurat bagi corporate finance untuk melakukan pengelolaan keuangan (financial management) guna dapat memberikan sharareholder value added (SVA) tertinggi.

May 25, 2008
PENGENALAN “ACCOUNTING ROLES” BAGI MANAGER
Posting topic ini saya anggap penting, terutama bagi rekan-rekan yang tidak berasal dari background akuntansi/keuangan. Dengan posting ini, saya berharap rekan-rekan bisa memiliki perspective dan menempatkan accounting dan keuangan dengan semestinya tanpa di-drive oleh pemikiran (read:penilian) yang berlebihan mengenai accounting (neither under-estimates nor over-estimates).
Accounting Untuk Managers, obviously kita akan lebih banyak berbicara (membahas) accounting dari sisi management-nya dibandingkan accounting techniques, akan banyak menggunakan istilah-istilah management. Akan banyak berbicara mengenai agregate dari entitas. Jika anda berpikir di category ini kita akan banyak berbicara mengenai jurnal-jurnal, perlakuan-perlakuan, itu tidak akan ada di category ini. Instead, disini akan banyak berbicara mengenai: strategy-strategy, analyisis-analysis, dan tactic terkait dengan decision-making yang terimplikasi maupun berimplikasi terhadap keuangan, value-added, profit, performance, goal achievement as a management team.
Apakah ini khusus ditujukan bagi mereka yang berposisi manager saja?
Jawabannya: Jelas tidak. Meskipun di category ini tidak membahasa jurnal-jurnal dan perlakuan-perlakuan, mengetahui (kalau bisa mendalami) sisi managerialnya tentu sebuah kemajuan. Belajar mengenai tehnik-tehnik analisa, meng-interpretasikan laporan keuangan untuk kemudian dijadikan alat pengambilan keputusan strategis, isn't that a valuebale knowledge? . Well, intinya jika anda suka belajar, suka improvement, suka progress, tidak mau jalan di tempat, ingin menapaki jalan yang lebih luas dan lapang. Let's go and read on....
Accounting, accountability dan Account.
Businesses exist untuk menyediakan barang (product) maupun jasa (services) ke customers guna memperoleh financial reward (imbal balik/wan-prestasi). Sementara itu, sector public (public-sector) dan organisasi-organisasi nirlaba (non-profit organization) juga menyediakan services, meskipun sumber keuangannya bukan berasal dari customers, melainkan dari pemerintah atau sumbangan dan bentuk charity lainnya.
While this post-series is primarily concerned with profit-oriented businesses, akan tetapi saya percaya most dari principles-principles yang akan dibahas equally applicable untuk sector public maupun non-profit organization.
Saya (mungkin semua orang accounting) menyadari sepenuhnya bahwa “Business is not about accounting”, essensi dari sebuah business bukanlah accounting, definitely not. Business adalah mengenai pasar, orang-orang (suppliers & customers) beserta operasinya (penyerahan barang/jasa).
Akan tetapi, accounting berimplikasi terhadap semua keputusan-keputusan business. Mengapa? Karena accounting adalah representasi dari aktifitas-aktifitas business.
AAA (=American Accounting Association) mendifiniskan accounting di tahun 1966 sebagai:
“The process of identifying, measuring and communicating economic information to permit informed judgments and decisions by users of the information”.
Definisi ini adalah penting, karena:
[-]. It recognizes that accounting is a process: that process is concerned with capturing business events, recording their financial effect, summarizing and reporting the result of those effects, and interpreting those results (akan kita bahas di posting-posting selanjutnya).
[-]. It is concerned with economic information: while this is predominantly financial, it also allows for non-financial information (akan kita bahas di posting-posting saya selanjutnya)
[-]. Its purpose is to support "informed judgments and decisions" by users: this emphasizes the decision usefulness of accounting information and the broad spectrum of ‘users’ of that information (akan kita bahas di posting-posting selanjutnya).
While primary concern dari posting-posting saya selanjutnya adalah mengenai penggunaan “accounting information” untuk pengambilan keputusan (decision making), saya juga akan menempatkan perspective stakeholder selaku pengguna informasi akuntansi, termasuk juga: semua, mereka-mereka yang tertarik dan concern mengenai kelangsungan hidup, keuntungan dan pertumbuhan dari sebuah business: shareholders, employees, customers, suppliers, financiers, government and society as a whole.
The notion of accounting baik itu dalam scoop yang sempit (shareholders dan financiers) maupun dalam scoop luas (masyarakat), menjadi debat philosophy yang penting yang akan kita bahas di posting-posting saya selanjutnya.
This debate derives from questions of accountability: to whom is the business accountable and for what, and what is the role of accounting in that accountability?
Boland and Schultze (1996) defined accountability as:
“the capacity and willingness to give explanations for conduct, stating how one has discharged one’s responsibilities, an explaining of conduct with a credible story of what happened, and a calculation and balancing of competing obligations, including moral ones”.
Hoskin (1996) suggested that accountability is:
“more total and insistent . . . [it] ranges more freely over space and time, focusing as much on future potential as past accomplishment”.
Accounting adalah sekumpulan sistem-sistem dan proses-proses untuk: mencatat, melaporkan dan menginterpretasikan transaksi business.
“Account (rekening)”, yaitu penjelasan-penjelasan dalam format laporan keuangan mengenai transaksi-transaksi dari suatu perusahaan (organisasi).
Adalah memungkinkan (read:bisa) bagi managers untuk memberikan kepuasan bagi stakeholders (owners, government, financiers, suppliers, customers, employees etc.), jika para manager bertindak (read: bersikap dan berperilaku) untuk kepentingan stakeholders (bukan untuk kepentingannya sendiri). Ini adalah pemahaman mengenai accountability terhadap pihak lain, sebagai sebuah hasil dari bentuk pengabdian manager kepada pemilik usaha.
Accounting is traditionally memenuhi 3 (tiga) fungsi berikut ini:
[-]. Scorekeeping: perekaman (capturing), pencatatan (recording), peringkasan dan pelaporan (summarizing & reporting) kinerja keuangan.
[-]. Attention-directing: menarik perhatian para manager sekaligus memberikan bantuan (read:panduan) untuk menginterpretasikan: kinerja business particularly dalam membandingkan antara implementasi (pelaksanaan) dengan perencanaan.
[-]. Problem-solving: mengidentifikasikan pilihan terbaik diantara alternative action.
Melalui fungsi-fungsi inilah nantinya akan banyak berbicara mengenai roles dari scorekeeping, emphasizing, attention directing, dan problem solving terkait dengan 3 area fungsi manager di bawah ini:
a). Planning: establishing goals and strategies to achieve those goals.
b). Decision-making: using financial information to make decisions consistent with those goals and strategies.
c). Controlling: using financial information to maintain performance as close as possible to plan, or using the information to modify the plan itself.
Planning, decision-making dan controlling khususnya relevan dengan perkembangan business yang semakin di-decentralized ke dalam business-business unit.
Para manager memerlukan informasi-informasi financial dan non-financial untuk mendevelop dan meng-implementasi-kan strategy-strategy:
[-]. Perencanaan ke depan (budgeting),
[-]. Pengambilan kepetusuan mengenai products, jasa, harga dan berapa cost yang akan dipergunakan (decision making using cost information)
[-]. Memastikan bahwa rencana-renacan yang dibuat ter-eksekusi dengan effective sehingga goal perusahaan bisa tercapai (Controlling)
Fungsi-fungsi ini dikenal dengan Managemenet Accounting (Akuntansi Management).
Sejarah Singkat Accounting
Saya tahu, bagi kebanyakan orang (termasuk saya), membaca tentang sejarah adalah sesuatu yang membosankan, akan tetapi adalah ironis berbiacara tentang accounting, tetapi samasekali tidak mengetahui dari mana, dan sejak kapan accounting itu ada (apalagi untuk rekan-rekan yang bekerja di bagian accounting). Tak kenal maka tak suka, untuk itu ada baiknya mengetahui sedikit tentang asal-muasal accounting, topic yang telah dan akan terus kita bicarakan nanti. Tapi saya akan bicarakan tonggak-tonggak pentingnya saja.
Accounting sesungguhnya telah ada sejak 3600 BC (cukup kuno) sperti disampaikan oleh Stone (1969):
“In ancient Egypt in the pharaoh’s central finance department . . . scribes prepared records of receipts and disbursements of silver, corn and other commodities. One recorded on papyrus the amount brought to the warehouse and another checked the emptying of the containers on the roof as it was poured into the storage building. Audit was performed by a third scribe who compared these two records”.
Akan tetapi accounting yang kita kenal sekarang ini dimulai sejak abad ke-14 di Italia wilayah Florence, Genoa dan Venice yang didorong oleh pertumbuhan perdagangan maritime dan institusi perbankan.
Bank yang menyediakan fasilitas untuk customer pertama kali dibuka di Venice tahun 1149.
Lombards adalah merchant Italia yang pertama kali mengembangkan scheme peminjaman uang di Inggris pada akhir abad ke-12.
Balance Sheet (Neraca) adalah dokumen yang dikenal sejak sekitar tahun 1400-an, dimana diketahui keluarga “Medicy” telah menggunakan pembukuan untuk pabrik dan penjualan pakaian jadi.
Treaties on Accounting (perlakuan akuntansi) (meskipun terdapat pada sebuah buku mathematic), adalah hasil karya seorang rahib (pendeta) yang bernama “LUCA PACIOLI” di tahun 1494.
Professional Accounting pertama kali diperagakan dan di pergunakan di Venice tahun 1581.
Bahasa Accounting
Banyak bahasa di dalam accounting menggunakan akar bahasa latin.
Misalnya:
[-]. “Debtor” berasal dari kata “debitum” (latin), yaitu sesuatu yang dimiliki.
[-]. “Assets” berasal dari kata “ad + satis” (latin), yang artinya mencukupi. Misalnya: untuk membayar kewajiban.
[-]. “Liability” berasal dari kata “ligare” (latin) yang artinya mengikat (to bind).
[-]. “Capital” berasal dari kata “caput” (latin) yang artinya pemimpin (head of wealth).
[-]. “Account” berasal dari latin computare “to count”
[-]. “Profit” berasal dari kata “prospectus” (latin) yang artinya advance atau progress.
Selebihnya, banyak mengadopsi bahas Italia, misalnya:
[-]. “Sterling and shilling” berasal dari kata “sterlino” dan “scellino”
[-]. LSD (pounds, shillings and pence) berasal dari “lire, soldi, denari”.
Kiranya saya tidak perlu untuk membicarakan perkembangan accounting lebih jauh lagi (Accounting pada masa revolusi Industri inggris, jerman dan amerika, vatter, Kaplan hingga Chandler).
Accounting Roles dan Perkembangan Terkini.
Akibat stimualsi kerugian yang relevant atau mungkin konsekwensi dari perubahan dunia business yang begitu cepat, management accounting berkembang dan berpindah dari management tradisional (yang concern pada masalah-masalah sempit saja) ke masalah-masalah yang lebih luas dalam kerangka meningkatkan dan mengefisienkan kinerja.
Management accounting is now implicated, to greater or lesser degrees in different organizations, with:
[-]. Value-based Management
[-]. Non-financial Performance Measurement Systems
[-]. Quality Management Approaches
[-]. Activity-based Management
[-]. Strategic Management AccountingValue-based Management akan dijelaskan lebih mendalam lagi di posting-posting saya selanjutnya, akan tetapi perlu saya singgung sedikit bahwa Value-Based Management adalah teori yang banyak berfocus mengenai “bagaimana meningkatkan nilai dari sebuah business bagi shareholders-nya". Management accounting berimplikasi dalam hal ini sebagai “fundamental role” dari non-financial managers untuk membuat keputusan yang akan memberikan kontribusi untuk meningkatkan “Business Value”.
Non-financial Performance Measure Systems are a major concern of both accountants and non-financial managers, as they tend to be leading indicators of the financial performance that will be reported at some future time.
Improving the quality of products and services is also a major concern. Disinilah Quality Management Approaches mengambil peranan. Advancement dalam technology produksi dan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dengan mengurangi pemborosan mulai menjadi perhatian, hal ini menggiring dunia business pada management-management tools yang semakin dikembangkan saat ini, diantaranya:
[-]. Total Quality Management (TQM)
[-]. Just-In-Time (JIT),
[-]. Business Process Re-engineering (BPR)
Yang sangat grass saat ini adalah “Continuous Improvement Processes", i.e.: “Six Sigma(SS)" dan “Business Excellence Model (BEM)”.
Management accounting has a role to play in these techniques and non-financial managers need to understand the relationships between accounting and new management techniques!
Activity-based Management adalah approach yang menitik-beratkan dasar-dasar “business-process” yang dibutuhkan untuk mengahasilkan barang atau jasa dan kebutuhan untuk mengidentifikasi penyebab (read:drivers) aktifitas-aktifitas tersebut guna dapat membuat budget dan melakukan control dengan lebih effective
Strategic Management Accounting (saya akan bahas lebih detail lagi posting-posting saya selanjutnya) berfocus mengenai pergeseran perspective accountant (dan non-financial managers) dari “pandangan ke dalam” kepada “pandangan ke luar”, menyadari akan kebutuhan untuk melihat rantai luar business (suppliers and customers) dan mencari jalan untuk pencapaian “competitive advantage”.
Pergeseran dari perspective sempit yang dahulu tentang accounting ke partisipasi yang lebih aktif untuk memformulasikan dan meng-implementasi-kan business strategy, diiringi oleh pergeseran penggunaan set laporan dan analysis keuangan (read:tools) yang dahulu hanya dibutuhkan (read:difungsikan) oleh accountant dan financial manager, kini telah menjadi kebutuhan yang semakin urgent bagi non-financial managers.
Manyadari betapa “Accounting Roles” adalah sangat penting yang di drive oleh pergeseran perspective inilah yang menjadi alasan mengapa non-finacial manager perlu (sangat perlu) membekali diri dengan pemahaman mengenai accounting dan keuangan yang lebih baik. Up-coming post about Accounting for Manager is: Accounting dan Hubungannya dengan Shareholder serta Struktur Business.