Di artikel sebelumnya (Alur Akuntansi [-baca-]) kita sudah sampai pada pembuatan “Adjusted Trial Balance” yang hasilnya seperti dibawah ini (sekedar mengingat kembali):
Artikel ini adalah lanjutan dari Alur akuntansi (Sorry for a while break), di artikel ini akan dilanjutkan.
Sebelum ke prosedur dan Jurnal Tutup Buku, berikut ini adalah cuplikan percakapan menarik sekaligus menggelitik yang saya extract dari suatu milis, kalau tidak salah ini adalah percakapan antara user suatu “Accounting Software” dengan seorang IT consultant:
Saya lagi bingung dengan istilah posting. Itu maksudnya bagaimana? Kalokartu stok, piutang, dan hutang tidak di dihapus ntar bagaimana dengansaldo awal ? Biasanya kan pada tanggal 1 tiap bulannya diberiketerangan saldo awal, kalo lanjut terus bagaimana pada tanggal 1 bulanberikutnya?
Halo D,
Advess
ISV and IT Consultant
“Dihapus?”. I don't mean to insult anybody, but it sound ODD to me. Tentu saja “hapus/tidak” bukanlah pilihan (mirip-mirip judul lagu di MTV ya?). Saya rasa pertanyaanya bukan dihapus atau tidak, tetapi “bagaimana prosedurnya yang benar?” :-).
Apa Essensi Tutup Buku?
Arti harfiah “Tutup Buku” mengesankan bahwa pembukuan perusahaan ditutup, apakah berarti buku catatan keuangan perusahan ditutup?.
Concept dasar tutup buku adalah memindahkan "Nominal Accounts" dan "Dividen" ke rekening “Retained Earning (Laba Ditahan)” sehingga diperoleh nilai “Equity (modal)” di akhir periode”.
Tutup buku dimaksudkan untuk:
[-]. Melakukan pemisahan (dikenal dengan istilah “CUT-OFF/PISAH BATAS”) antar periode/tahun buku.
[-]. Menentukan “Laba/Rugi” di akhir periode.
[-]. Memperoleh “Neraca Akhir”
Dan setelah tutup buku nantinya diharapkan agar berbagai pihak (yang berkepentingan) dapat:
[-]. Menilai “achievement progress” atau perkembangan pencapaian perusahaan ke arah objective (tujuan) perusahaan (organisasi) yang pada dasarnya adalah “Profit/Laba”.
[-]. Mengetahui kekayaan perusahaan di akhir periode.
[-]. Mengetahui tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (liquidity) dan jangka panjangnya (solvability), dan rasio keuangan lainnya.
You may questioning “Account apa saja yang disebut sebagai Nominal Account ?”
Nominal Account: adalah account-account temporary yang harus ditutup diakhir periode ke rekening “Retained Earning (Laba Ditahan)”, yang meliputi:
- Cost & Expense accounts (Cost & Biaya)
- Income Tax
- Revenue accounts (Pendapatan)
Disamping "Nominal Account", "Dividen" juga harus ditutup.
Dari Penjelasan diatas saya yakin, sudah mulai ada gambaran yang cukup mengenai apa itu tutup buku, dan mungkin sudah mulai ada gambaran bagaimana seharusnya prosedur tutup buku itu?. Anyway, I am handing-this-on right now, read on....
Prosedur dan Jurnal Tutup Buku
Pada dasarnya prosedur tutup buku sederhana saja. Tehnisnya seperti ini:
Step-1: Pisahkan “Nominal Accounts” dengan “Real Account”
Jika kita pisahkan account-account yang ada di trial balance ke dua kelompok di atas maka akan menjadi sebagai berikut:
Step-2: Menutup “Nominal Account” ke “Income Statement (Lap. Laba Rugi)”
Pemindahan nominal account (Revenue/Sales, Cost & Expenses) ke Income Statement dilakukan dengan:
(a). Menutup Cost & Expense ke “Profit/Lost”
(b). Menutup Revenue/Sales ke “Profit/Lost”
Dengan jurnal :
Catatan:
Costs & Expenses ditutup dengan men-debit rekening "Profit/Lost", sedangkan Revenue ditutup dengen meng-credit rekening "Profit/Lost"
[-]. Dan membentuk Buku Besar “Profit/Lost”.
Dari sini “Profit & Lost Statement” sudah sudah bisa di-construct, dan hasilnya akan seperti dibawah ini:
Catatan: Hasil akhirnya masih berupa “Earning Before Tax” = Rp 15,437,500
Step-4: Menghitung “Income Tax”
Dengan “Earning Before Tax” diatas maka “Income Tax " dapat kita hitung (Laba Kena Pajak dibawah Rp 50,000,000 so rate-nya 10%):
Rp 15,437,500 x 10% = Rp 1,543,750
Step-5: Posting “Income Tax”
Income Tax dijurnal dengan:
Catatan:
Jurnal diatas akan membentuk Buku Besar baru yaitu:
Buku Besar “Income Tax” dengan saldo Debit = Rp 1,543,750
Buku Besar “Income Tax Payable” dengan saldo Credit = Rp 1,543,750
Step-5: Menutup Buku Besar "Income Tax" ke "Profit/Lost"
Karena Income Tax juga termasuk account nominal, agar saldo akhirnya juga menjadi nol maka ditutup dengan jurnal:
Setelah Income Tax ditutup ke buku besar "Profit/Lost" maka “Profit & Lost Statement” sudah bisa diconstruct sempurna. Setelah Income Tax dimasukkan, maka Income Statement akhir akan kita peroleh seperti dibawah ini:
Step-6: Menutup Buku Besar “Profit/Lost” ke “Retained Earning”
Pada akhirnya Buku Besar “Profit/Lost” juga harus kita tutup. Dan “Profit/Lost” ditutup ke “Retained Earning” dengan jurnal:
Catatan:
Tetapi masih ada satu rekening yang masih open, yaitu “Dividen” yang dibayarkan kepada pemegang saham sebesar Rp 1,000,000,- dan ini harus ditutup juga.
Step-7: Menutup “Dividen” ke “Retained Earning”
Dividen ditutup dengan jurnal:
Sampai saat ini semua Nominal Account & Dividen telah ditutup, artinya: SEMUA REKENING NOMINAL SUDAH BERSALDO 0 (NOL), tinggal “Real Account” yang masih ada saldonya, karena memang Real Account akan rolled up ke periode berikutnya.
Langkah selanjutnya adalah membuat “Neraca Lajur”.
Step-8: Membuat “Neraca Lajur”
Jika semua buku besar yang masih ada saldo-nya (Real Account) kita masukkan ke dalam “Neraca Lajur” maka hasilnya akan seperti dibawah ini:
Step-9: Membuat Neraca Akhir (31-Dec-2008)
Dari Neraca lajur pada step-8 diatas maka kita sudah bisa mendapatkan “NERACA Per 31 Desember 2008” seperti dibawah ini:
Jika ada penyesuaian-penyesuaian, maka perlu dilakukan “Penyesuaian Kembali pada saat menjelang awal tahun buku. Hal ini dimaksudkan agar buku tetap consistent, tetapi karena pokok bahasan ini hanya mengenai penutupan buku, maka hal tersebut tidak saya bahas di artikel ini. Akan saya bahas di artikel yang lain.
Contoh saya buat sesederhana mungkin dengan maksud utama: AGAR SIKLUS BISA DI PAHAMI DENGAN JELAS. There is no way to cover cases allover those “wide-range-industries-and services” in one article :P.
Tetapi jika dipadukan dengan kasus-kasus specific, perlakuan-perlakuan specific, yang sudah dan akan saya tambahkan diposting-posting saya berikutnya, saya yakin siapapun tidak akan mengalami kesulitan untuk construct laporan keuangan.
Even, I made that simple, I know it still sound not easy, izzit?, I know I know…….
But if you try to do your best to understand and follow all the step since the beginning, keep excercising, trust me, it will be more than worth it!, that's why I merely writte this step-by-step guidance. Hopefuly this helps.
Have a bright time!
Putra
Pak Putra, apakah kalo closing bulanan dengan closing tahunan yang biasa ada di suatu perusahaan konsepnya sama?
ReplyDeleteyupz, basically sama.
ReplyDeleteThanks,
Putra
Pak Putra, jika ada Perusahaan dijual. Apakah Kita juga harus melakukan jurnal atas Penjualan Perusahaan ? Jika perlu, untuk apa ? Krn bukan kah kita sudah tidak memegang laporan keuangannya lagi ? Trim's.
ReplyDeleteMaaf sebelumya, ada beberapa hal yang mau saya tanyakan.
ReplyDeleteBagaimanakah alurnya jika terdapat (Prive), yaitu pengembilan modal di tengah2 perjalanan oleh pemilik saham utama?
terima kasih dan mohon bantuannya.
Halo Pak Putra, saya mau tanya..bagaimana bentuk jurnal penutup bagi perusahaan yg hanya menggunakan akun penjualan, piutang, pembelian barang, dan hutang usaha?
ReplyDeletemohon bahasannya.. ^^
Halo Pak Putra, saya mau tanya..bagaimana bentuk laporan tutup buku bagi perusahaan yg hanya menggunakan akun penjualan, cash, piutang, pembelian, dan hutang usaha..mohon bahasannya ^^ trim's
ReplyDeleteHalo Pak Putra, saya mau tanya bagaimana bentuk jurnal tutup buku perbulan bagi perusahaan yg hanya menggunakan akun cash, penjualan, piutang, pembelian , dan hutang usaha..?
ReplyDeletemohon bahasannya..^^ trim's