Dari sekian lama perjalanan sejarah (20 abad lebih), konsep mengenai goodwill mengalami perubahan demi perubahan. Di awal-awal, goodwill dianggap sebagai nilai lebih dari suatu perusahaan di mata customer-nya, belakangan konsep mengenai goodwill semakin berkembang, dimana banyak pelaku bisnis dan accountant menganggap bahwa goodwill merupakan hasil dari kemampuan perusahaan memperoleh laba dari investor.
Perolehan Goodwill
Dari perspektif akuntansi, goodwill hanya akan muncul pada buku apabila perusahaan membeli perusahaan lain, dimana perusahaan membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang bisa diidentifikasi atas perusahaan yang dibelinya.
Pengukuran Goodwill
Bagaimana mengukur goodwill ? Begitu banyak metode yang dipakai dalam menentukan goodwill, dimana masing-masing metode masih mengalami pro dan kontra, yang pada akhirnya membuat goodwill sungguh menjadi materi akuntansi yang sulit untuk dipahami. Saya tidak akan mengajak anda berpusing-pusing, atau membuat anda bingung. Artikel ini dimaksudkan untuk dapat mehamai akuntansi dengan cara yang mudah dan dapat diaplikasikan. Dengan pemahaman sederhana ini, anda yang tidak memiliki background accountingpun saya yakin pasti bisa memahaminya.
PT. Royal Bali Cemerlang, adalah perusahaan exporter kerang mutiara. Karena meningkatknya order atas kerang mutiara, PT Royal Bali Cemerlang mengalami kesulitan supply, satu-satunya supplier kerang mutiara terbesar dari Jayapura, yaitu PT. Jarang Untung, secara terus menerus melakukan kenaikan harga atas supply-nya. Dominasi PT. Jarang Untung atas supply kerang mutiara menjadi kesulitan tersendiri bagi PT. Royal Bali. Berdasarkan hasil rapat pemegang saham tanggal 31 Januari 2007 PT. Royal Bali Cemerlang memutuskan untuk membeli PT. Jarang Untung seharga Rp 6,000,000 secara tunai. Sebelum pembelian dilakukan neraca masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut :
NERACA PT. ROYAL BALI CEMERLANG, Per 31 Januari 2007
(-) Apakah ada goodwill yang bisa diakui ?
(-) Jika ada berapa besarnya goodwill ?
(-) Bagaimana menjurnalnya ?
Mulai dengan mentukan kekayaan bersihnya (net asset) dengan persamaan :
Net Asset = Total Asset – Liability
Net Asset = 6,750,000 – 1,000,000
Net Asset = 5,750,000
Merujuk batasan pengakuan atas goodwill diatas, dimana goodwill merupakan selisih antara Harga beli dengan Nilai kekayaan bersih (net asset) yang dapat diidentifikasi atas perusahaan yang dibeli, maka besarnya goodwill dapat kita tentukan :
Goodwill = Harga Beli – Net Asset
Goodwill = 6,000,000 – 5,750,000
Goodwill = 250,000
Dicatat dengan jurnal :
Selanjutnya, kita akan memperoleh “NERACA GABUNGAN” setelah merger dilakukan, akan nampak sebagai berikut :
Amortisasi Goodwill
Di Indonesia, Goodwill diamortisasi selama 5 (lima) tahun. Adapun metode amortisasi yang dipakai adalah Metode Garis Lurus (straight Line Method). Maka JADWAL PENYUSUTAN nya dapat kita buat sebagai berikut :
31 Des 2007 = (250,000 : 5) x 11/12 = 50,000 X 11/12 = 45,833
31 Des 2008 = (250,000 : 5) x 12/12 = 50,000
31 Des 2009 = 50,000
31 Des 2010 = 50,000
31 Des 2011 = 50,000
31 Des 2012 = 4,167
Setiap tanggal 31 Desember, amortisasi goodwill dibebankan ke dalam Laba Rugi perusahaan sekaligus mengurangi nilai buku goodwill di neraca, dengan jurnal :
31 Desember 2007 :
(Debit) Amortisasi Goodwill = 45,833
(Credit) Akumulasi Amortisasi Goodwill = 45,833
dan seterusnya.
Catatan : Pada neraca, akumulasi amortisasi goodwill dan intangible asset lainnya, biasanya tidak dicantumkan, melainkan hanya dicantumkan sebesar nilai bukunya (nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasinya) saja.
Penghapusan (writte-off) Goodwill
Bagaimana jika sebelum tahun 2012, kerang mutiara di Perairan Arapura sudah tidak ada lagi. Sehingga manajemen PT. Royal Bali Cemerlang menggap bahwa dominasi PT. Jarang Untung dalam supply kerang mutiara sudah tidak memberi nilai manfaat lebih lagi ?. Dalam kondisi seperti demikian, perusahaan boleh saja menghapuskan (melakukan write-off) Sisa Nilai Buku Goodwill tersebut secara sekaligus, dengan jurnal :
(Debit) Amortisasi Goodwill = Nilai Buku pada saat dihapuskan
(Credit) Akumulasi Amortisasi = Nilai buku pada saat dihapuskan
Penurunan (writte-down Goodwill)
Writte-down dilakukan apabila kontribusi manfaat yang ditimbulkan oleh Goodwill yang sudah diakui mulai menurun. Jurnal writte-down atas Goodwill sama saja dengan writte-off, hanya saja yang dijurnal hanya sebesar penurunan nilainya saja, tidak seluruhnya.
Catatan : writte-off maupun writte-down dilakukan setelah dilakukan revaluasi oleh badan appraisal independent tentunya. Dari hasil rekomendasi appraisal tersebutlah besarnya nilai goodwill yang perlu di writte-off dapat ditentukan.
Goodwill Negatif
Negative Goodwill adalah lawan dari Goodwill, entah kenapa ini lebih dikenal sebagai goodwill negative dibandingkan dengan BADWILL. Goodwill negative terjadi apabila suatu perusahaan dibeli oleh perusahaan lain lebih rendah dari net asset-nya. Dengan contoh perhitungan dan pengakuan goodwill di atas, saya yakin anda sudah bisa menghitung goodwill negative. Therefore, saya tidak perlu membahasnya lagi.
Amortisasi Goodwill Tidak Diijinkan Lagi
Sejak tahun 1970-an, sebenarnya amortisasi goodwill adalah sebuah kontroversi, antara dihapuskan dengan tidak dihapuskan. Pada tanggal 01 Januari 2005, FASB mengeluarkan konsesi untuk tidak memperkenaankan melakukan amortisasi atas goodwill. Amortisasi Goodwill juga dilarang oleh International Accounting Standard (IAS). Goodwill hanya boleh diperlakukan dengan pendekatan Impairment.
Apa kabar Pak Putra? Senang sekali dan terima kasih atas artikel2nya yang sangat bermanfaat dan disusun dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti.
ReplyDeleteSaya telah membaca 7 artikel Pak Putra mengenai M&A, konsolidasi dan goodwil.
Ada yang ingin saya tanyakan mengenai godwill, di mana apabila investor membeli investee dengan metode akuisisi saham hanya sebesar 25% apakah terdapat goodwill juga pada neraca investor?
Mohon juga penjelasan Pak Putra mengenai perlakuan impairment dan Negative Goodwill.
Selain itu saya juga masih menunggu posting artikel Pak Putra mengenai "Laporan Keuangan Konsolidasi - 3" dan yang selanjutnya jika ada.
Pada masa yang akan datang saya juga berniat untuk menjajagi kerja sama dengan Pak Putra.
Demikian, terima kasih atas penjelasan yang akan diberikan.
Salam,
Victor Edward
pak putra.. sebenernya saya butuh lebih banyak mengenai goodwill impairment. tetapi tulisan ini sudah banyak membantu saya dalam memahami GI. terimakasih..
ReplyDeletepak saya ingin tahu lebih banyak lagi mengenai goodwill.. saya ingin mengirim email ke bapak tapi saya tidak tahu email bapak.. dimana saya harus mengirim email..
ReplyDeleteartikel ini sangat membantu saya, terima kasih
anya.cg@live.com
lisa
ReplyDeletesaya ingin mempelajari lebih banyak lg mengenai perlakuan goodwill. Mohon bapak mengirim bahan artikel yang lain ke email saya elisabeth07unimed@gmail.com
Terima kasih.
Bagaimana dengan amortisasi goodwillnya? Apakah dicatat di laba rugi konsolidasi atau di laba rugi induk?
ReplyDeleteSenang sekali rasanya nyasar diblog bapak,bener2 menanmbah referensi saya tentang goodwill. bole dong pak kemudian di bahas masalah impairment goodwill, soalnya waktu saya kuliah, hal ini kurang dijelaskan secara rinci. terima kasih pak.. oh ya pak, bole saya minta email bapak?
ReplyDeletetrima kasih pak atas artikelnya yang sangat bermanfaat.. sebenarnya saya masih sangat tertarik tentang pembahasan goodwill ini khususnya mengenai goodwill impairment, karena saya ingin mengetahui perbedaan perlakuan goodwill sebelum ifrs(diamortisasi) dan setelah penerapan ifrs (diimpairment) (jika tidak salah) mohon jika bapak berkenan dapat mengirimkan pembahasan mengenai hal tersebut ke email saya.. trima kasih
ReplyDeleteemail: vivalajava@hotmail.com
saya ingin mengetahui lebih lanjut perihal goodwill impairment, bole di email ke unique_homie@yahoo.co.id
ReplyDeleteterima kasih